Desa Sawangan Cerdas: Mewujudkan Pendidikan Non-Formal yang Relevan
Berada di kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Desa Sawangan menjadi salah satu desa yang mencoba mewujudkan pendidikan non-formal yang relevan dengan kebutuhan lokal. Dalam era digitalisasi yang terus berkembang, pendidikan formal saja tidak lagi cukup untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di masa depan. Untuk itu, Desa Sawangan mencoba melengkapi pendidikan formal dengan program pendidikan non-formal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.
Mengutamakan kebutuhan lokal adalah salah satu langkah penting dalam membangun pendidikan yang bertujuan memaksimalkan potensi masyarakat di Desa Sawangan. Dengan memahami potensi lokal dan kebutuhan penduduk, pendidikan non-formal yang disediakan dapat memberikan keterampilan yang relevan dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Mengapa Pendekatan Non-Formal?
Pendekatan non-formal dalam pendidikan memungkinkan fleksibilitas dan inklusivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pendidikan formal. Pendidikan non-formal tidak terikat pada kurikulum yang kaku, sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan individu dan masyarakat. Selain itu, pendidikan non-formal juga dapat mengintegrasikan pengetahuan tradisional dan lokal yang sering kali diabaikan dalam pendidikan formal.
Dengan memanfaatkan pendekatan non-formal, Desa Sawangan dapat mengembangkan program pendidikan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Program-program tersebut meliputi pelatihan keterampilan, pengembangan usaha kecil, pertanian organik, dan pendidikan lingkungan. Dengan adanya pendidikan non-formal, masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka tanpa harus meninggalkan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka.
Kepala Desa Sunarto dan Upayanya untuk Pendidikan Non-Formal
Bapak Sunarto, Kepala Desa Sawangan, adalah salah satu pihak yang berperan penting dalam mewujudkan pendidikan non-formal yang relevan dengan kebutuhan lokal. Beliau menyadari pentingnya pendidikan non-formal sebagai pelengkap dan penyempurna pendidikan formal. Dengan visi dan kepemimpinannya, Kepala Desa Sunarto telah menginisiasi berbagai program pendidikan non-formal yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Sawangan.
Salah satu program yang diinisiasi oleh Kepala Desa Sunarto adalah pelatihan keterampilan untuk pemuda desa. Melalui kerja sama dengan lembaga kursus lokal, pemuda desa diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja, seperti keterampilan komputer, keahlian tata boga, dan keahlian mekanik. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga membantu pemuda desa untuk meraih pekerjaan yang lebih baik.
Berbagai upaya lain juga dilakukan oleh Kepala Desa Sunarto, seperti pengembangan usaha kecil dan menengah di Desa Sawangan. Dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku usaha lokal, Desa Sawangan dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki nilai jual tinggi. Melalui pendidikan non-formal ini, masyarakat Desa Sawangan dapat memanfaatkan potensi lokal mereka dalam mengembangkan ekonomi lokal.
Kesimpulan
Desa Sawangan Cerdas: Mewujudkan Pendidikan Non-Formal yang Relevan dengan Kebutuhan Lokal adalah langkah yang tepat dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan memanfaatkan pendidikan non-formal, Desa Sawangan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di masa depan. Melalui program-program pendidikan non-formal yang relevan dan berkelanjutan, Desa Sawangan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Sumber gambar: https://tse1.mm.bing.net/th?q=Desa Sawangan Cerdas: Mewujudkan Pendidikan Non-Formal yang Relevan dengan Kebutuhan Lokal